Halaman

Selasa, 29 November 2011

Harmonika

Ini adalah postingan di blog saya sebelumnya, juga posting lewat note di facebook. Postingan adalah salah satu postingan favorit saya. maka dari itu saya ingin berbagi kembali di blog ini. selamat membaca :)
--------------------------------------------------------------------------------------
Bis antar kota. Dia duduk di barisan ke empat dari kursi paling belakang. Lurus dengan kursi pak sopir yang sedang khusuk mengawasi jalanan. Wajahnya tenang. Menikmati tepi jalanan mungkin. Hijau penuh pohon-pohon berbaris dan tanaman padi yang berumur sebulanan kira-kira. Tak ada suara. Tak ada percakapan dari pria itu. Memang tidak ada penumpang disebelahnya. Bis ini masih sepi. Banyak bangku yang kosong. Dan dia lebih memilih menikmati tepi jalanan saja. Daripada harus mencari-cari teman ngobrol yang sama sekali tidak ia kenal.
Tak lama berselang, seorang pengamen naik dengan berani ke atas bis yang masih berjalan. Pemandangan yang biasa sebenarnya. Keakraban dengan jalanan telah mengajarkan mereka untuk sedikit memiliki rasa takut dan gengsi. Buktikan saja. Orang yang kini berdiri di sela-sela bangku bis itu hanya bermodal harmonika kecil lusuh entah buatan tahun berapa. Tapi niatnya sama sekali tak berkurang. Niat untuk menghibur penumpang dan mengantongi beberapa keping uang receh. Jika dia beruntung hari ini, mungkin akan ada bonus beberapa lembar uang ribuan dari penumpang.

Pria itu tetap tak bergeming. Sibuk melihati rumput-rumput gajah yang tak bisa lama ia pandangi. Hanya sekilas dan akan terlewat. Acuh saja dengan pengamen itu. Toh dia juga tidak merasa terganggu. Mungkin dia akan menoleh nanti kalau pengamen itu sudah selesai memainkan pertunjukannya. Kemudian merogoh kantong jaketnya tempat ia menyimpan uang receh yang sejak berangkat tadi telah disiapkan. Di saat mudik seperti ini, dia selalu menyiapkan uang receh ketika akan pulang. Sadar benar bahwa akan banyak pengamen di sepanjang perjalanan.

Si pengamen juga tak kalah acuh. Dia sudah tahu tak akan ada penumpang yang diam lalu mendengarkan dia memainkan harmonica tercintanya. Baginya, melihat wajah-wajah itu hanya sementara. Demi mendapat bagian dari rejeki mereka yang katanya Tuhan titipkan untuk diambil dan menjadi hak orang tidak mampu. Meski begitu, dia menolak untuk bermain sembarangan. Begini-begini juga aku masih punya idealisme. Kata dia dalam hati. Idealisme yang membuatnya masih bertahan dengan harmonikanya. Idealisme tak laku. Kadang dia mengejek dirinya sendiri dengan kalimat itu.



Satu tiupan!

Dua tiupan!
Tiga tiupan!
Lalu Diikuti dengan tangan-tangan lincah yang sebentar terbuka dan menutup lagi. Seperti katub. Penyempurna irama. Membawa emosi. Sambil terus meniup sesuai nada lagunya. My heart will go on. Celine Dion.



Di sudut yang lain. Sang pria penikmat tepi jalan mulai terusik. Bukan pertama kali ia melihat pengamen berharmonika. Dan sebelumnya tak ada diantara pengamen itu yang membuatnya ingin benar-benar mendengarkan. Kecuali yang satu ini. Yang sekarang berdiri beberapa kaki didepannya.

Suara itu terdengar begitu akrab. Harmonika yang ditiup lembut. Hangat. Sentimentil. Suasana yang menenangkan. Membawa si pria mengingat masa lalu. Pandangannya memang tak beralih. Namun itu bukan pertanda keacuhan. Tapi dia sedang meresapi sesuatu. Sesuatu tentang masa kecilnya. Saat dia bermain di balik pohon pisang dengan ketapel. Perang-perangan memakai peluru dari pohon ubi jalar. Permainan anak-anak kampung. Namun jauh lebih menyenangkan dari pada bermain playstation.



Harmonica sudah menyelesaikan lagu pertamanya. Tiupan berlanjut. Setelah sedikit basa-basi dari si pengamen. Berita kepada kawan. Ebiet G. Ade.



Lagu Ebiet G. Ade memang selalu membuat pria itu terenyuh. Dan hey lihat, siapa yang ia temukan dalam ingatan masa lalunya. Yulia. Teman SMP yang membuatnya merasa malu setengah mati. Masih ingat kejadian itu. Pura-pura meminjam buku lalu menyelipkan surat cinta didalamnya. Bodohnya si surat cinta jatuh di tengah kelas. Aarrrggghhh… dibaca nyaring didepan kelas. Yang membuatnya lari ke kamar mandi karena tak kuat menahan malu..

Lalu Anto. Bayangannya terlintas lagi. Seorang teman masa kecil. Masih ingatkah dia dengan ritual mencari jangkrik di tengah malam? Atau berjemur dibawah terang bulan dengan bekal nasi telur dan sambel keasinan. Sambil mendengarkan radio di atas bukit berembun. Dan berbicara banyak hal. Mulai dari kisah cinta monyet yang dialami masing-masing, sampai berenang di sungai yang airnya keruh sehabis banjir. Indah masa-masa itu.
Dan lihatlah dia sekarang. Seorang pengusaha sukses dengan 3 perusahaan yang didirikan sendiri. Masa-masa kecil memang tak akan kembali. Tapi dia tak merasa kehilangan. Karena keindahan hidup tak pernah pergi. Jika keindahan itu pergi, maka buatlah yang baru. Prinsip bagi si pria!
Kembali ke desa. Bukan tanpa tujuan. Rencananya sudah matang. Mengajak beberapa teman untuk bergabung dengan perusahaannya sebagai karyawan. Menunaikan cita-citanya. Menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu sesama. Indahnya membantu… hHhmmmm… pria itu tertawa kecil.. ternyata benar, keindahan memang tak pergi!

Bunyi harmonika sudah berhenti. Tugas si pengamen sudah selesai. Sekarang saatnya mengeluarkan kantong plastik bekas bungkus permen untuk tempat upah pertunjukan. Berjalan sambil menyodorkan kantong itu ke penumpang. Dari depan. Satu persatu. Hingga tiba di hadapan pria itu. Si pria penikmat jalan. Dia terlihat merogoh dompet disaku celananya. Bukan disaku jaket yang dari sejak berangkat telah disiapkan uang receh. Rupanya si pengamen memang beruntung hari ini. Bukan lembaran seribuan pula yang ia dapat. Malah lima ribuan..



“maennya bagus!” kata si pria sambil memasukkan uang itu ke kantong plastik,

“Hmmm..ma kasih” pengamen menjawab singkat.



Bonusnya ternyata juga berlipat. Baru kali ini ada yang mau mendengarkan dengan baik permainan harmonikanya. Ditambah selembar lima ribuan. Hari yang penuh kejutan. Pengamen itu turun kembali dari bis yang masih berjalan. Kali ini dengan senyuman…

Bis itu begerak lebih kencang. Membawa si pria melanjutkan perjalanannya. Mudah-mudahan akan ada lagi pengamen seperti tadi. Yang membuat waktu terasa berlalu lebih cepat bagi si pria. Dan untuk sementara, pria itu kembali memandangi tepi jalanan. Menikmati hijau pohon-pohon berbaris dan tanaman padi berusia sebulanan…



P.S.:

Setiap orang punya kenangan masa lalu. Setiap orang juga memiliki hal unik yang bisa membuatnya kembali mengingat itu. Seperti si pria tadi. Harmonika membantunya membalik waktu. Anda juga pasti punya. Saya pun demikian. Mungkin cahaya lilin di tempat gelap, mungkin juga obor, atau musik classic, bahkan mungkin juga layang-layang. Entahlah. Anda yang tahu itu.
Yang penting, jangan menyesali hidup karena anda sudah tumbuh dewasa. Dan tidak dapat kembali ke masa kecil yang begitu menyenangkan. Karena justru dengan anda tumbuh dewasa, anda lebih menghargai permainan masa kecil anda daripada pada saat anda memainkannya…

Senin, 21 November 2011

Lowongan Jadi MTM di Moviebox

Buat teman-teman yang sedang mencari kerja, atau pengen kerja, berikut saya copy paste artikel yang ada di website Moviebox, sekedar share saja:


Hi Movie Mania…Pertama kali moviebox pengen ngucapin terima kasih banget buat kalian yang sampai saat ini setia ngunjungin Moviebox di Gejayan dan Seturan. Nah, kali ini eMBe (Moviebox, red) mau ngasi tahu bahwa bulan ini ada perekrutan MTM #14 atau kepanjangannya Multi Talented Marketing. Hmmm… apa sih Multi Talented Marketing itu, simak ya infonya di bawah ini:
 
Apa itu MTM?
MTM atau Multi Talented Marketing Moviebox adalah komunitas berkarya yang semuanya adalah cewek dan masih berstatus mahasiswa. MTM memiliki tugas sebagai Costumer Service, Member Ambassador, Member Recruitment, dan Brand Community.

Costumer Service maksudnya kamu bertugas ngeshift di store Moviebox dan melayani konsumen. Sedangkan Member Ambassador adalah salah satu tugas dimana kamu menjadi wakil Moviebox di kampus-kampus kamu, nanti kamu bisa mengajak temen-temen kampus kamu ke Moviebox atau ada kegiatan-kegiatan tertentu yang membutuhkan support Moviebox. Nah kalo member recruitment, adalah salah satu tugas dimana kamu selain sebagai ambassador, juga melakukan recruiting member dari temen-temen kamu. Dan yang terakhir sebagai brand community, adalah komitmen kamu untuk bergabung dalam komunitas brand Moviebox, dimana kamu bisa berkegiatan bersama (ekstrakurikuler), promosi bersama, dan membangun komunitas Moviebox menjadi lebih besar.

Bergabung dengan MTM akan membantu kamu mengembangkan kemampuan dan kepribadian kamu. Sekaligus menjadi bagian dari komunitas berkarya Moviebox.

Nggak Cuma itu, MTM juga akan mendukung bakat yang kamu miliki untuk dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya jadi Announcer Radio, Project Organizer, Movie Maker, Presenter, dan masih banyak lagi.
Gimana sih kerjanya?

Sistem kerja di MTM adalah part time dimana kamu hanya perlu menyisihkan 5 jam waktu kamu dalam sehari untuk melakukan tugas-tugas yang sudah diberikan. Jadi jangan khawatir kalo kamu adalah orang yang super sibuk.

Dalam seminggu, kamu memiliki shift wajib 5 kali dan dapat disesuaikan dengan jadwal kuliah kamu. Tapi ingat, penyesuaian tersebut juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan jadwal dari teman satu tim kamu ya...
Syaratnya apa saja?

Hhhmm..ngomongin syarat nih, sebenernya nggak susah dan nggak perlu perfect, karena MTM akan membantu kamu juga dalam mengembangkan kepribadian kamu. Yang paling penting adalah kamu PD dan punya kemauan, syarat lainnya seperti di bawah ini:
·        Suka Film            

·        Cewek berusia maksimal 23 tahun,

·        Kuliah aktif DIII/S1,

·        Minimal semester V,

·        Good looking,

·        Mudah bergaul,

·        Komunikatif,

·        Memiliki akun SocMed (FB, Twitter, Blog),

·        Memiliki motivasi dan inisiatif,

·        Memiliki komitmen bekerja selama 6 bulan.

Cara ikutan gimana?

Kalo kamu sudah yakin pengen ikutan, silahkan Siapkan Surat Lamaran, curriculum vitae (CV), pas foto 4x6 2 lembar, KHS, KRS, Ijazah Terakhir dan foto copy KTM kamu, lalu kirim ke:



Moviebox Seturan

Jl. Raya Seturan No. C12A

Atau Moviebox Gejayan

Jl. Affandi kompleks Colombo No. 31 Gejayan Yogyakarta



Ingat, paling lambat surat lamaran dikirim tanggal 02 Desember 2011. Info lebih lanjut hubungi Office Moviebox di (0274) 825 8069.
---------------------------------------------------------------------------
Kata Mereka
Ada temen-temen yang pengen ngasi testi nih tentang pengalaman mereka bekerja di Moviebox, simak yuk..


Eni Suprihatin (AMIKOM)
Asyik punya banyak temennya dan banyak belajar mulai dari yang dulunya manja dan tidak disiplin sekarang udah lebih baik.

Purnaningsih (STIePRAM)
Kerjanya enak bisa disambi kuliah, trus melatih disiplinku juga.

Jumat, 28 Oktober 2011

Selamat Ulang Tahun Blogger!!


Dari kiri ke kanan: Saya sendiri :), Raflee, Mas Arief, Mas Iqbal, Mas Arga, dan  yang paling kanan saya lupa, hehe (maaf mas, bukan maksud).


Jogja (27/10) – M. Arief Budiman, siapa yang belum kenal orang yang satu ini, apalagi bagi kalangan penggiat dunia advertising, Mas Arief begitu dia akrab disapa, adalah orang yang sudah sangat akrab terdengar bagi mereka. Mas Arief adalah pendiri advertising consultant bernama Petak Umpet. Dengan segudang pengalaman, pekerjaan, dan posisinya di Petak Umpet sangat wajar jika beliau sangat sibuk. Tapi hari kamis kemarin, beliau menyempatkan diri berbagi pengetahuan tentang creative writing di Moviebox Inspiring Zone bekerjasama dengan Akber Jogja, “sebenarnya saya harus ngisi di Pinasthika, Cuma karena ini Ultah Blogger, saya sempatkan datang” katanya membuka sesi sharing.

27 Oktober sudah resmi diperingati sebagai hari blogger nasional sejak dicetuskan pertama kali pada tahun 2007 yang lalu ketika pesta blogger diselenggarakan. Meskipun saya belum lama aktif di blog (masih hitungan bulan), tapi saya sangat suka dengan tasyakuran kecil-kecilan ala blogger ini. Apa yang saya suka? Hhmmm… kebersamaan dan berbagi. Ya, sejak makin aktif di kopdar blogger akhir-akhir ini, saya jadi nambah banyak teman. Maklumlah, biasanya orang yang lulus kuliah temannya Cuma teman kerja (kalau udah kerja), jadi sangat menyenangkan jika bisa nambah banyak teman. Alasan lainnya, karena Blogger suka berbagi. Sebenarnya ini yang paling saya sukai. Seperti artikel yang ditulis Nico, saat ini banyak komunitas Jogja yang gemar berbagi. Ilmu tidak akan pernah habis dibagi. Itulah yang saya percaya (pasang tampang cool J) Hhhhmmm

Acara MIZ plus Akber kemarin dimulai dengan sesi sharing tentang copywriting, Mas Arief menyampaikan banyak hal tentang bagaimana menulis bisa melatih kreatifitas dan menggali ide segar. Setelah sesi sharing selesai, acara dilanjutkan dengan tumpengan kecil-kecilan. Beberapa orang mewakili teman-teman yang lain saat pemotongan tumpeng. Dan yang terakhir, kami bersama-sama mengucapkan “Selamat ulang tahun blogger!”.

Kamis, 27 Oktober 2011

Fashion Photography: Fotografer Harus Belajar Fashion

Niken saat berbagi materi fashion fotografi di Moviebox Inspiring Zone #17


Jogja (21/10) Mendengar kata fashion, biasanya orang akan selalu mengidentikkan dengan penampilan, baju, asesoris, dan sebagainya. Padahal lifestyle atau gaya hidup juga masuk dalam arti kata fashion. Jadi sebenarnya fashion itu tidak bisa dilepaskan dari lifestyle atau gaya hidup dari sebuah objek. Hal inilah yang mendasari sebuah fashion fotografi, dimana konsep yang disiapkan adalah selain penampilan si model, unsur lifestyle juga dimasukkan ke dalam tema fashion fotografi tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Niken, fashion fotografer yang aktif menjadi fotografer fashion di majalah MyMagz dan contributor majalah Esquire semalam, Kamis (20/10) di Moviebox seturan. Menurut Niken saat menjadi nara sumber di Moviebox Inspiring Zone #17 bersama Akber Jogja, Seorang fashion fotografi juga harus mengerti benar apa itu fashion. Sehingga apabila disodorkan sebuah tema atau konsep, fotografer sudah mengerti tentang tema fashion yang akan ditampilkan mulai dari wardrobe, make up, dan tentunya lifestyle, “kita harus ngerti apa yang akan dipakai model, make up-nya sampai karakter yang harus mereka wakili” tandasnya.

Selanjutnya Niken memberi saran bagi fashion fotografer pemula atau yang ingin menjadi seorang fashion fotografer, sembari belajar fotografi, mereka juga harus mempelajari dunia fashion. “Jadi, syarat utama menjadi fashion fotografi adalah harus melek fashion untuk hasil yang maksimal” katanya menambahkan.
 
Ini adalah lanjutan MIZ dan Akber sebelumnya yang membahas seputar StandUp Comedy, edisi ke 2 di bulan Oktober, nah Kamis selanjutnya, ada materi Copy Writing dari Mas Arief Budiman dari PetakUmpet. Kalau Mau ikutan tinggal dateng aja jam 19.30 di Moviebox Seturan.

Bedah Buku: Political Branding Dan Public Relations

Dari kiri ke kanan: Silih Agung Wasesa, Sujanarko, dan Ike Devi
Jogja (26/10) - Terus terang, sejak lulus SD dan sejak salah satu kakak saya yang kalah dalam persaingan pemilihan kepala desa, saya menjadi agak tidak suka dengan politik. Padahal sebelumnya biasa-biasa saja. Apalagi berdasarkan hasil saat itu, kakak saya kalah karena politik curang. Maka bertambahlah kadar ketidaksukaan saya pada dunia politik.

Tapi Terlepas dari ketidaksukaan saya tersebut, hari rabu kemarin (26/10), saya datang ke acara bedah buku political branding dan public relations karangan Pak Silih Agung Wasesa. Ini bukan karena saya sudah menaruh minat pada dunia politik, tapi saya datang karena satu, penulis sekaligus pembicaranya adalah Silih Agung Wasesa, praktisi PR yang sampai saat ini saya sukai. Dan dua, dunia public relations adalah bidang yang saya geluti sekarang.

Awal seminar, setelah pembawa acara memperkenalkan moderator dan moderator selesai memperkenalkan pembicara, acara bedah buku tersebut dimulai dengan pemaparan pak silih tentang anggaran kampanye parpol, caleg, maupun kepala daerah. Saat itu pak silih lebih banyak membandingkan political branding dan branding merek komersial. Meskipun keduanya sangat berbeda, tapi pak silih berusaha menegaskan bahwa keduanya harus memiliki strategi PR untuk menghemat biaya kampanye. Selesai memberikan materi, selanjutnya pak Silih memberikan giliran pada pak Sujanarko dan bu Ike Devi untuk berbagi materi.
Ada satu pernyataan yang sangat menarik saya, dan menurut saya ini tidak biasa. Kata pak Sujanarko, resep menjadi politikus Cuma 2, satu jadilah orang baik – karena kalau kamu seorang yang baik, besok kamu akan dipilih kembali oleh rakyat, karena rakyat butuh orang baik. Yang kedua adalah jadilah bajingan sekalian (lhoh kok?), saya sendiri kaget ketika mendengar ini, tapi setelah dijelaskan lagi, ternyata ada benarnya juga. Seorang bajingan politik akan mengambil sebanyak-banyaknya uang ketika menjabat, dan menebar dana sebanyak-banyaknya ketika akan mencalonkan kembali (money politik), tapi yang kedua tidak direkomendasikan.

Sebenarnya, saya yakin bahwa dunia politik itu lebih rumit dari apa yang saya bayangkan. Bahkan Sebagian besar orang beranggapan bahwa politik itu kotor dan busuk, ada korupsi, intrik, saling menjatuhkan, dan sebagainya. Parahnya lagi, hampir semua elite politik melakukan hal yang demikian. Nah, kalau tidak ada orang baik yang peduli dan menjauhi dunia politik karena anggapan itu, berarti selamanya politik akan di isi orang-orang yang tidak baik. Iya kan? Saya jadi berpikir, apakah saya akan masuk dunia politik suatu saat nanti? Meskipun sebenarnya saya tidak suka?

Jumat, 21 Oktober 2011

StandUp Comedy: Yang Penting Berani

Awang dan Alit ketika membuka acara Moviebox INspiring Zone Chapter StandUp Comedy


Jogja (14/10)- “yang penting itu berani dulu”, kata Awang dalam sesi berbagi di Moviebox Inspiring Zone ke-16 yang diselenggarakan bekerjasama dengan Akademi berbagi Jogjakarta (AkberJogja). Menurutnya berani adalah modal utama untuk menjadi seorang stand up comedian atau biasa disebut comic. “kalo sudah tampil sekali, biasanya sudah mengurangi rasa takut saat tampil di depan publik” tandasnya.

Awang adalah salah satu penggiat stand up comedy di Yogyakarta. Bersama dengan Alit Jabang Bayi, pada hari Kamis (13/10) kemarin mereka mengisi sesi sharing di kelas pendek Moviebox Inspiring Zone yang dilaksanakan di Moviebox Seturan mulai jam 19.00 WIB. Acaranya sendiri adalah hasil kerjasama antara Moviebox Inspiring Zone dan Akademi Berbagi Yogyakarta. “kami senang bisa berbagi tentang stand up comedy, apalagi sedang nge-trend sekarang” kata Nico Wijaya, salah satu panitia AkberJogja #10.

Acara dibuka dengan duet MC Alit Jabang Bayi dan Awang. Kehadiran keduanya membuat suasana kelas jadi mudah cair. Selanjutnya, peserta yang berjumlah lebih dari 50 orang tersebut diajak menonton video pendek stand up comedy sebagai contoh, kemudian baru diteruskan dengan berbagi materi bersama para peserta. Tidak hanya itu, sesi tersebut juga diakhiri dengan penampilan para new comer di komunitas stand up comedy.

Para peserta MIZ versi gak ketawa, kayaknya pas motret belum lucu :p

Sesuai tulisan saya di awal, perihal StandUp Comedy yang bakal jadi trend, di Jogja sudah ada beberapa cafe yang mengadakan acara standUp rutin, dan kebetulan saya sedikit banyak mengikuti. Yang terakhir adalah Moviebox, tempat nonton film plus cafe yang bisa jadi tempat nongkrong. Acaranya tidak jauh berbeda, cuma disini para peminat StandUp comedy seperti saya dikenalkan lebih dasar tentang StandUp Comedy, ya istilahnya belajar dari dasar lah. trus habis itu juga, kita (para peminat, red) sedikit "dipaksa" untuk berani tampil dan mencoba menjadi comic. sampai di Akhir acara kemaren, ada 2 orang yang mau tampil mencoba, dan mungkin banyak yang ingin mencoba (termasuk saya :)) tapi tidak kesampaian karena tidak berani.

Mungkin benar juga kata mas Awang sama Alit, berani dulu, masalah lucu gak lucu, pikir belakangan. Tapi berani gak kita gak lucu di depan orang?.

Rabu, 28 September 2011

Pameran 1st ICT USO #Day3: iMac Legend

Hari ketiga saya menghadiri pameran 1st ICT USO di Jogja, saya menemukan hal unik yang mungkin tidak bisa saya temukan di lain waktu. Hal unik tersebut adalah iMac Legend. Perubahan teknologi iMac dari ketika masih tahun 80-an (waw jadul banget) sampai pada akhir 90-an. Dari desktop PC sampai Laptop generasi pertama dimana memorinya masih berukuran 4 MB, bandingkan dengan sekarang yg sudah mencapai hingga 8GB. Atau ukuran hardisk yang masih 4 GB dengan ukuran besar, bandingkan dengan flasdisk ukuran kecil sekarang yang bisa sampai pada kapasitas 32 GB. Teknologi emang sudah jauh maju, tapi sesekali menengok rekaman sejarah teknologi, hhmmm…sangat menarik!

Komputer dekstop Mac edisi 1984, PC gabung sama Monitor
Ketika saya tanya sama Mas Arief yang kebetulan berjaga di boot I'm Mac pameran, ternyata komputer di atas masih bisa hidup dan berfungsi normal. Tahan banting banget ya???


Komputer Dekstop edisi 90-an, saya tidak hafal tahun berapa tepatnya

Kalau yang satu ini kebetulan pas diperbaiki ketika saya berkunjung, tapi tetep kata Mas Arief masih berfungsi. Hhhmmm...

Yang ini laptop generasi pertama Mac, namanya eMate Mac
Laptop di atas memorinya masih sangat kecil, tapi udah sangat mobile. Hadir di tahun 95-an kalau nggak salah inget tadi..
Kalau ini udah lumayan baru, tahun 2004-2005, kalau dilipat, laptop ini bisa di jinjing kayak Tas
Laptop Orange di atas adalah salah satu desain yang menurut saya unik, sangat colorfull dan mobile. Apalagi bisa di jinjing. Saya bertanya pada Mas Arief kenapa dia bisa suka Mac, jawabannya seperti ini "karena Mac itu nggak cuma komputer, tapi juga seni, liat saja laptop ini (sambil menunjuk laptop di atas pada saya)". Saya pikir benar juga, bukannya berpromosi, tapi Mac memang punya selera tinggi untuk urusan desain. Nah, bagaimana dengan kalian? Suka Mac? coba check disini. Gabung dan aktif di forum ya! :)

Pameran 1st ICT USO #Day2: Tukul Arwana


Tukul dipanggung 1st ICT USO 2011 Jogja

Berapa kali kesempatan yang kalian miliki untuk ketemu comedian seperti Tukul Arwana? Jika pertanyaan itu diajukan kepada saya, saya akan menjawab mungkin hanya sekali, atau tidak sama sekali. Ya, hari ke 2 pameran 1st ICT USO di Yogyakarta, saya memiliki kesempatan langka (langka versi saya sendiri J) untuk bertemu dan melihat langsung acara empat mata. Ternyata kalo dilihat-lihat, lebih lucu aslinya daripada ketika menonton lewat televisi.
Yang lebih asyik lagi, ternyata tema yang dibahas adalah seputar teknologi. Lihat saja jawaban Pak Heri (Walikota Jogja) yang mengatakan bahwa Jogja akan segera menjadi SMARTCITY, dimana akses pelayanan pemerintah akan lebih mudah. Wuuuu…terdengar mengesankan bukan? Patut ditunggu. 

Selasa, 20 September 2011

StandUP Comedy, the Next Trend!

Si Raditya Dika pas tampil di stand up comedy nite, sumpah ekspresinya gokil!!

Teman, baru-baru ini saya banyak mendengar cerita tentang StandUpComedy, meskipun saya belum pernah melihat secara langsung acaranya, tapi cukup dengan lewat videoUpload saya pelan-pelan juga mulai menyukai acara yang satu ini.

Hal yang paling membuat saya kagum adalah si pembawa cerita yang bisa bercerita tanpa kehabisan ide, plus ekspresi yang sanggup bikin penontonnya ketawa ngakak. Biasanya, setiap saya menonton video-video kayak gini, saya selalu bilang dalam hati "Kok bisa, Ya?". Bahkan, sering saya merasa iri sama si Raditya Dika atau Pandji, bukan karena mereka artis, melainkan karena mereka bisa menghibur banyak orang melalui bakat yang mereka miliki. Menyenangkan pasti rasanya melihat orang yang senang karena kita hibur.

Terlepas dari kekaguman saya (yang tidak perlu dipertanyakan karena itu bakat saya dari kecil), saya yakin StandUpComedy sebentar lagi akan jadi trend. Apalagi yang giat berkampanye tentang event-event kayak gini adalah anak-anak muda macam Raditya Dika dan Pandji yang notebene udah terkenal duluan dan punya followers yang banyak terutama dari kalangan anak muda. Tinggal tunggu waktunya saja.. ^^!

Rabu, 14 September 2011

INSPIRASI POSITIF

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagian besar orang percaya bahwa otak yang lama tak di asah akan berkarat dengan sendirinya. Saya termasuk salah satunya. Yang percaya. Bahwa otak saya telah mengalami kekaratan itu. Saya tak tahu persisnya berapa lama, tapi rasanya sudah sangat kaku otak dan tangan ini diajak bekerjasama untuk menulis. Berkali-kali pula saya gonta-ganti blog hanya untuk menguatkan pendapat saya yang sebenarnya sangat-sangat salah, bahwa saya tidak bisa menulis karena desain blognya nggak asik lah, isinya nggak seru lah, alamat blognya nggak keren lah, hhhh… dan segudang alasan lainnya.

Tapi Hari ini saya ingin kembali belajar, ketika saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun diluar sana yang pantas dijadikan alasan untuk kemalasan saya menulis. Meskipun, kata orang, dan saya sendiri meyakini ini, menulis itu adalah salah satu cara yang tepat berekspresi dan  memperoleh kepuasan diri, tapi susahnya amit-amit. Lhoh, terus penulis yang sukses itu kok bisa, nggak malas, banyak karya, banyak ide, jadi kenapa saya tidak bisa? Mungkin karena belum terbiasa saja. :)

Saya tidak bercita-cita menjadi penulis memang, ini hanya hobby. Hanya berangkat dari keinginan saya untuk berbagi. Berbagi inspirasi yang positif. Yang bisa bermanfaat. Setidaknya bagi saya sendiri. Syukur-syukur jika bermanfaat juga bagi orang lain. Kata orang bijak, sesuatu yang positif akan menghasilkan sesuatu yang positif pula. Jadi, kenapa tidak? mari berbagi inspirasi. Inspirasi yang positif!!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------