Halaman

Jumat, 28 Oktober 2011

Selamat Ulang Tahun Blogger!!


Dari kiri ke kanan: Saya sendiri :), Raflee, Mas Arief, Mas Iqbal, Mas Arga, dan  yang paling kanan saya lupa, hehe (maaf mas, bukan maksud).


Jogja (27/10) – M. Arief Budiman, siapa yang belum kenal orang yang satu ini, apalagi bagi kalangan penggiat dunia advertising, Mas Arief begitu dia akrab disapa, adalah orang yang sudah sangat akrab terdengar bagi mereka. Mas Arief adalah pendiri advertising consultant bernama Petak Umpet. Dengan segudang pengalaman, pekerjaan, dan posisinya di Petak Umpet sangat wajar jika beliau sangat sibuk. Tapi hari kamis kemarin, beliau menyempatkan diri berbagi pengetahuan tentang creative writing di Moviebox Inspiring Zone bekerjasama dengan Akber Jogja, “sebenarnya saya harus ngisi di Pinasthika, Cuma karena ini Ultah Blogger, saya sempatkan datang” katanya membuka sesi sharing.

27 Oktober sudah resmi diperingati sebagai hari blogger nasional sejak dicetuskan pertama kali pada tahun 2007 yang lalu ketika pesta blogger diselenggarakan. Meskipun saya belum lama aktif di blog (masih hitungan bulan), tapi saya sangat suka dengan tasyakuran kecil-kecilan ala blogger ini. Apa yang saya suka? Hhmmm… kebersamaan dan berbagi. Ya, sejak makin aktif di kopdar blogger akhir-akhir ini, saya jadi nambah banyak teman. Maklumlah, biasanya orang yang lulus kuliah temannya Cuma teman kerja (kalau udah kerja), jadi sangat menyenangkan jika bisa nambah banyak teman. Alasan lainnya, karena Blogger suka berbagi. Sebenarnya ini yang paling saya sukai. Seperti artikel yang ditulis Nico, saat ini banyak komunitas Jogja yang gemar berbagi. Ilmu tidak akan pernah habis dibagi. Itulah yang saya percaya (pasang tampang cool J) Hhhhmmm

Acara MIZ plus Akber kemarin dimulai dengan sesi sharing tentang copywriting, Mas Arief menyampaikan banyak hal tentang bagaimana menulis bisa melatih kreatifitas dan menggali ide segar. Setelah sesi sharing selesai, acara dilanjutkan dengan tumpengan kecil-kecilan. Beberapa orang mewakili teman-teman yang lain saat pemotongan tumpeng. Dan yang terakhir, kami bersama-sama mengucapkan “Selamat ulang tahun blogger!”.

Kamis, 27 Oktober 2011

Fashion Photography: Fotografer Harus Belajar Fashion

Niken saat berbagi materi fashion fotografi di Moviebox Inspiring Zone #17


Jogja (21/10) Mendengar kata fashion, biasanya orang akan selalu mengidentikkan dengan penampilan, baju, asesoris, dan sebagainya. Padahal lifestyle atau gaya hidup juga masuk dalam arti kata fashion. Jadi sebenarnya fashion itu tidak bisa dilepaskan dari lifestyle atau gaya hidup dari sebuah objek. Hal inilah yang mendasari sebuah fashion fotografi, dimana konsep yang disiapkan adalah selain penampilan si model, unsur lifestyle juga dimasukkan ke dalam tema fashion fotografi tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Niken, fashion fotografer yang aktif menjadi fotografer fashion di majalah MyMagz dan contributor majalah Esquire semalam, Kamis (20/10) di Moviebox seturan. Menurut Niken saat menjadi nara sumber di Moviebox Inspiring Zone #17 bersama Akber Jogja, Seorang fashion fotografi juga harus mengerti benar apa itu fashion. Sehingga apabila disodorkan sebuah tema atau konsep, fotografer sudah mengerti tentang tema fashion yang akan ditampilkan mulai dari wardrobe, make up, dan tentunya lifestyle, “kita harus ngerti apa yang akan dipakai model, make up-nya sampai karakter yang harus mereka wakili” tandasnya.

Selanjutnya Niken memberi saran bagi fashion fotografer pemula atau yang ingin menjadi seorang fashion fotografer, sembari belajar fotografi, mereka juga harus mempelajari dunia fashion. “Jadi, syarat utama menjadi fashion fotografi adalah harus melek fashion untuk hasil yang maksimal” katanya menambahkan.
 
Ini adalah lanjutan MIZ dan Akber sebelumnya yang membahas seputar StandUp Comedy, edisi ke 2 di bulan Oktober, nah Kamis selanjutnya, ada materi Copy Writing dari Mas Arief Budiman dari PetakUmpet. Kalau Mau ikutan tinggal dateng aja jam 19.30 di Moviebox Seturan.

Bedah Buku: Political Branding Dan Public Relations

Dari kiri ke kanan: Silih Agung Wasesa, Sujanarko, dan Ike Devi
Jogja (26/10) - Terus terang, sejak lulus SD dan sejak salah satu kakak saya yang kalah dalam persaingan pemilihan kepala desa, saya menjadi agak tidak suka dengan politik. Padahal sebelumnya biasa-biasa saja. Apalagi berdasarkan hasil saat itu, kakak saya kalah karena politik curang. Maka bertambahlah kadar ketidaksukaan saya pada dunia politik.

Tapi Terlepas dari ketidaksukaan saya tersebut, hari rabu kemarin (26/10), saya datang ke acara bedah buku political branding dan public relations karangan Pak Silih Agung Wasesa. Ini bukan karena saya sudah menaruh minat pada dunia politik, tapi saya datang karena satu, penulis sekaligus pembicaranya adalah Silih Agung Wasesa, praktisi PR yang sampai saat ini saya sukai. Dan dua, dunia public relations adalah bidang yang saya geluti sekarang.

Awal seminar, setelah pembawa acara memperkenalkan moderator dan moderator selesai memperkenalkan pembicara, acara bedah buku tersebut dimulai dengan pemaparan pak silih tentang anggaran kampanye parpol, caleg, maupun kepala daerah. Saat itu pak silih lebih banyak membandingkan political branding dan branding merek komersial. Meskipun keduanya sangat berbeda, tapi pak silih berusaha menegaskan bahwa keduanya harus memiliki strategi PR untuk menghemat biaya kampanye. Selesai memberikan materi, selanjutnya pak Silih memberikan giliran pada pak Sujanarko dan bu Ike Devi untuk berbagi materi.
Ada satu pernyataan yang sangat menarik saya, dan menurut saya ini tidak biasa. Kata pak Sujanarko, resep menjadi politikus Cuma 2, satu jadilah orang baik – karena kalau kamu seorang yang baik, besok kamu akan dipilih kembali oleh rakyat, karena rakyat butuh orang baik. Yang kedua adalah jadilah bajingan sekalian (lhoh kok?), saya sendiri kaget ketika mendengar ini, tapi setelah dijelaskan lagi, ternyata ada benarnya juga. Seorang bajingan politik akan mengambil sebanyak-banyaknya uang ketika menjabat, dan menebar dana sebanyak-banyaknya ketika akan mencalonkan kembali (money politik), tapi yang kedua tidak direkomendasikan.

Sebenarnya, saya yakin bahwa dunia politik itu lebih rumit dari apa yang saya bayangkan. Bahkan Sebagian besar orang beranggapan bahwa politik itu kotor dan busuk, ada korupsi, intrik, saling menjatuhkan, dan sebagainya. Parahnya lagi, hampir semua elite politik melakukan hal yang demikian. Nah, kalau tidak ada orang baik yang peduli dan menjauhi dunia politik karena anggapan itu, berarti selamanya politik akan di isi orang-orang yang tidak baik. Iya kan? Saya jadi berpikir, apakah saya akan masuk dunia politik suatu saat nanti? Meskipun sebenarnya saya tidak suka?

Jumat, 21 Oktober 2011

StandUp Comedy: Yang Penting Berani

Awang dan Alit ketika membuka acara Moviebox INspiring Zone Chapter StandUp Comedy


Jogja (14/10)- “yang penting itu berani dulu”, kata Awang dalam sesi berbagi di Moviebox Inspiring Zone ke-16 yang diselenggarakan bekerjasama dengan Akademi berbagi Jogjakarta (AkberJogja). Menurutnya berani adalah modal utama untuk menjadi seorang stand up comedian atau biasa disebut comic. “kalo sudah tampil sekali, biasanya sudah mengurangi rasa takut saat tampil di depan publik” tandasnya.

Awang adalah salah satu penggiat stand up comedy di Yogyakarta. Bersama dengan Alit Jabang Bayi, pada hari Kamis (13/10) kemarin mereka mengisi sesi sharing di kelas pendek Moviebox Inspiring Zone yang dilaksanakan di Moviebox Seturan mulai jam 19.00 WIB. Acaranya sendiri adalah hasil kerjasama antara Moviebox Inspiring Zone dan Akademi Berbagi Yogyakarta. “kami senang bisa berbagi tentang stand up comedy, apalagi sedang nge-trend sekarang” kata Nico Wijaya, salah satu panitia AkberJogja #10.

Acara dibuka dengan duet MC Alit Jabang Bayi dan Awang. Kehadiran keduanya membuat suasana kelas jadi mudah cair. Selanjutnya, peserta yang berjumlah lebih dari 50 orang tersebut diajak menonton video pendek stand up comedy sebagai contoh, kemudian baru diteruskan dengan berbagi materi bersama para peserta. Tidak hanya itu, sesi tersebut juga diakhiri dengan penampilan para new comer di komunitas stand up comedy.

Para peserta MIZ versi gak ketawa, kayaknya pas motret belum lucu :p

Sesuai tulisan saya di awal, perihal StandUp Comedy yang bakal jadi trend, di Jogja sudah ada beberapa cafe yang mengadakan acara standUp rutin, dan kebetulan saya sedikit banyak mengikuti. Yang terakhir adalah Moviebox, tempat nonton film plus cafe yang bisa jadi tempat nongkrong. Acaranya tidak jauh berbeda, cuma disini para peminat StandUp comedy seperti saya dikenalkan lebih dasar tentang StandUp Comedy, ya istilahnya belajar dari dasar lah. trus habis itu juga, kita (para peminat, red) sedikit "dipaksa" untuk berani tampil dan mencoba menjadi comic. sampai di Akhir acara kemaren, ada 2 orang yang mau tampil mencoba, dan mungkin banyak yang ingin mencoba (termasuk saya :)) tapi tidak kesampaian karena tidak berani.

Mungkin benar juga kata mas Awang sama Alit, berani dulu, masalah lucu gak lucu, pikir belakangan. Tapi berani gak kita gak lucu di depan orang?.